Followers

Selasa, 09 Juni 2015

[Day 9 #NulisRandom2015] Frühling: Chapter 9


Frühling;
.
.
—Spring
.
.
Chapter 9: Delete
.
.
            “Tidak perlu bersusah payah untuk menarik perhatianku, Deisuke Akihiro.”
            Akihiro mengulum senyum. Meski kedatangannya tak disambut dengan baik oleh gadis baru pengisi hatinya tersebut, ia cukup senang mendengar namanya disebut olehnya.
            “Aku cuma kebetulan datang ke kantin ini dan kebetulan juga ada kursi kosong di hadapanmu, kok.” Katanya kemudian.
            Kanae tak menghiraukan, hanya merotasikan netra dan melanjutkan suapan makannya. Akihiro menggeleng singkat dan mulai melirik menu makanan, untuk kemudian memesan makanan pada pelayan di sana. Tak beberapa lama, pesanannya pun sampai.
            “Kemarin, setelah pembicaraan proyekku dengan Shiro, ia memintaku untuk tutup mulut akan apa yang kulihat.” Akihiro kembali membuka pembicaraan, matanya menangkap sinar kejut dari oniks hitam milik Kanae.
            “Aku tak peduli.”
            “Oh, kau tak akan peduli bahkan kalau aku mengatakan pada kakak tercintamu bahwa adiknya telah membuatku jatuh cinta dengan kurang ajarnya.” Balas Akihito sembari menyuap makanannya. Kalimat itu terdengar lebih ringan dari pada ekspektasinya.
            Namun, sepertinya Kanae berhasil tertarik. Gadis itu menghentikan suapan makanannya yang sudah tersisa separuh. Ia letakkan perangkat makannya, kemudian melipat tangan di meja sebelum akhirnya mencondongkan tubuh ke arah Akihiro.
            “Akihiro, tolong, hapus saja perasaan itu sebelum kau benar-benar serius merasakannya.”
            “Lho, aku memang serius. Dan aku sudah serius, Kanae.”
            “Hapus saja, hilangkan saja.”
            Hapus, hapus, Akihiro ingin mengujar. Hapus saja, meskipun gadis itu sudah dengan telaknya menembakan racun mematikan pada sudut dasar hati milik Akihiro. Meski ia sudah melangkah cukup dekat padanya, dan mengakui segala sesuatunya pada gadis itu. Hapus saja? Mana bisa.
            “Memangnya apa yang kaurencanakan dengan hubunganmu dan kakakmu, Kanae?”
            Akihiro bertanya, ikut menghentikan kegiatan makannya. Kanae terdiam.
            Sungguh, Akihiro tak ingin menjadi seseorang yang mencampuri urusan orang lain. Juga, ia tak ingin menilak-nilik perasaan orang lain. Hanya saja, ini berbeda. Ini adalah gadis yang dicintainya.
            “Kau tak perlu tahu.” Gadis itu bersiap untuk bangkit. Akihiro ikut bangkit untuk menahannya.
            “Dengar, Kanae. Aku memberi satu penawaran.” Pria itu kembali berbisik pelan, membuat Kanae mau tak mau membalas tatapannya, “aku tak akan menerjunkan diriku dalam hubunganmu dengan Shiro, asal kau mau berjanji, kau tetap membiarkan aku mendekatimu dan mengejarmu.”
            Frontal sekali.
            “Kau hanya perlu menjalani saja, jangan menghindar. Kita bisa menjadi teman baik, setidaknya, jika kau membiarkanku.”
            Kanae masih tak merespon, mata gadis itu berkilat. Akihiro melanjutkan.
            “Aku akan berusaha menghapus lingkaran tak wajar kalian itu, dengan membuatmu jatuh cinta padaku.”

To Be Continued.

379 words. Duh, saya tahu chapter ini gombal banget T.T salahkan Semantik dan perubahan makna serta antek-anteknya yang membuat distraksi pada otak saya /slap *nyari kambing hitam*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar