Frühling;
.
.
—Spring
.
.
Chapter
9: Delete
.
.
“Tidak
perlu bersusah payah untuk menarik perhatianku, Deisuke Akihiro.”
Akihiro
mengulum senyum. Meski kedatangannya tak disambut dengan baik oleh gadis baru
pengisi hatinya tersebut, ia cukup senang mendengar namanya disebut olehnya.
“Aku
cuma kebetulan datang ke kantin ini dan kebetulan juga ada kursi kosong di
hadapanmu, kok.” Katanya kemudian.
Kanae
tak menghiraukan, hanya merotasikan netra dan melanjutkan suapan makannya.
Akihiro menggeleng singkat dan mulai melirik menu makanan, untuk kemudian
memesan makanan pada pelayan di sana. Tak beberapa lama, pesanannya pun sampai.
“Kemarin,
setelah pembicaraan proyekku dengan Shiro, ia memintaku untuk tutup mulut akan
apa yang kulihat.” Akihiro kembali membuka pembicaraan, matanya menangkap sinar
kejut dari oniks hitam milik Kanae.
“Aku
tak peduli.”
“Oh,
kau tak akan peduli bahkan kalau aku mengatakan pada kakak tercintamu bahwa
adiknya telah membuatku jatuh cinta dengan kurang ajarnya.” Balas Akihito sembari
menyuap makanannya. Kalimat itu terdengar lebih ringan dari pada ekspektasinya.
Namun,
sepertinya Kanae berhasil tertarik. Gadis itu menghentikan suapan makanannya
yang sudah tersisa separuh. Ia letakkan perangkat makannya, kemudian melipat
tangan di meja sebelum akhirnya mencondongkan tubuh ke arah Akihiro.
“Akihiro,
tolong, hapus saja perasaan itu sebelum kau benar-benar serius merasakannya.”
“Lho,
aku memang serius. Dan aku sudah
serius, Kanae.”
“Hapus
saja, hilangkan saja.”
Hapus, hapus, Akihiro ingin mengujar.
Hapus saja, meskipun gadis itu sudah dengan telaknya menembakan racun mematikan
pada sudut dasar hati milik Akihiro. Meski ia sudah melangkah cukup dekat
padanya, dan mengakui segala sesuatunya pada gadis itu. Hapus saja? Mana bisa.
“Memangnya
apa yang kaurencanakan dengan hubunganmu dan kakakmu, Kanae?”
Akihiro
bertanya, ikut menghentikan kegiatan makannya. Kanae terdiam.
Sungguh,
Akihiro tak ingin menjadi seseorang yang mencampuri urusan orang lain. Juga, ia
tak ingin menilak-nilik perasaan orang lain. Hanya saja, ini berbeda. Ini
adalah gadis yang dicintainya.
“Kau
tak perlu tahu.” Gadis itu bersiap untuk bangkit. Akihiro ikut bangkit untuk
menahannya.
“Dengar,
Kanae. Aku memberi satu penawaran.” Pria itu kembali berbisik pelan, membuat
Kanae mau tak mau membalas tatapannya, “aku tak akan menerjunkan diriku dalam
hubunganmu dengan Shiro, asal kau mau berjanji, kau tetap membiarkan aku
mendekatimu dan mengejarmu.”
Frontal
sekali.
“Kau
hanya perlu menjalani saja, jangan menghindar. Kita bisa menjadi teman baik,
setidaknya, jika kau membiarkanku.”
Kanae
masih tak merespon, mata gadis itu berkilat. Akihiro melanjutkan.
“Aku
akan berusaha menghapus lingkaran tak wajar kalian itu, dengan membuatmu jatuh
cinta padaku.”
To
Be Continued.
379 words. Duh, saya tahu chapter ini gombal banget T.T salahkan Semantik dan perubahan makna serta antek-anteknya yang membuat distraksi pada otak saya /slap *nyari kambing hitam*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar