Frühling;
.
.
—Spring
.
.
Chapter
8: Complex
.
.
Hanya
ada beberapa hal yang Kanae sukai di dunia ini, dan ada banyak sekali hal yang
tidak Kanae sukai.
Salah
satunya adalah jatuh cinta.
Ia
tak pernah percaya dengan frasa absurd itu. Dan ia tak pernah ingin tahu. Sampai
akhirnya, ia sadar ketika hari-harinya dengan Shiro memaksanya menyadari bahwa
ia telah terjebak dalam frasa itu. Bahwa Kanae jatuh cinta pada kakaknya
sendiri.
Mungkin
terdengar aneh, dan kau akan berpendapat bahwa yang kau rasakan bukanlah cinta yang itu. Tapi Kanae yakin, bahkan
ketika ia belum pernah merasakan rasa itu sebelumnya.
Tapi
hatinya terus berdebar ketika Shiro melakukan sesuatu untuknya. Hatinya
berdetak aneh ketika di ulangtahunnya yang ketujuh belas, Shiro tersenyum
dengan tatapan lain untuknya. Ketika orangtuanya bercerai, dan Shiro yang
selalu mendampingi dan menemaninya, Kanae tahu ada yang salah pada mereka. Dan
ketika untuk pertama kalinya Shiro tersenyum sembari mengecup bibir ranumnya,
Kanae tahu ia telah terjerumus dalam salah satu dosa itu.
Kebiasaan
yang membuat perasaan mereka tumbuh satu sama lain. Mereka terlalu sering
bersama, hingga rasanya tak mengizinkan orang lain masuk ke dalam lingkaran
mereka. Mereka terlalu nyaman menyambung relasi berdua, hingga ketika sadar, rasa
tak wajar itu sudah datang dengan sialnya.
Shiro
merupakan tipe seorang kakak yang amat protektif, sejak kecil Kanae dapat
merasakan itu. Meski verbalnya tak begitu terlihat, hanya saja Kanae dapat
merasakan segala proteksi yang terlampau itu.
Shiro
pernah punya kekasih, dua kali. Dan yang terakhir, kekasihnya memutuskan
hubungan karena merasa kalah dengan adik kekasihnya. Ya, dengan Kanae. Ada
banyak hal yang Shiro dahulukan untuk Kanae dibanding kekasihnya itu. Hingga
ketika sang gadis meminta putus, Shiro bahkan sama sekali tak merasa keberatan.
Di
antara kekosongan hati dan kesamaan nasib karena mendengar
pertengkaran-pertengkaran orangtua mereka, relasi mereka semakin dekat,
berkonvergensi. Hanya saja, melebihi batas yang seharusnya dimiliki kakak dan
adik. Mereka hidup dalam kesakitan yang sama, sama-sama merasa paranoid akan
sebuah jalinan hubungan dengan orang lain. Takut rasa sakit yang dihadapi
orangtua mereka akan menimpa mereka juga. Hingga akhirnya, kesamaan itu membuat
mereka yakin, jika mereka bersama-sama, mereka tidak akan merasakan hal
meyakitkan itu. Sebab, keduanya memang menghindari itu, bukan?
Kanae
tak peduli dengan lingkungan sekitar. Toh, tak ada yang akan memedulikannya. Ia
tahu, rahasia itu tersimpan rapat-rapat. Membuat mereka tetap berstagnasi pada
ketenangan dan rasa aman yang tak wajar itu.
Hingga
akhirnya Akihiro datang.
Pria
yang dengan lancangnya berkata bahwa ia mencintai Kanae.
Pria
yang baru ia temui bahkan belum sampai seminggu ini.
Kanae
tak tahu bagaimana reaksi Shiro jika ia mengatakan hal itu padanya. Shiro
memang protektif, memperlakukannya dengan lembut seperti kekasih, hanya saja ia
sama sekali tak pernah mengucapkan larangan pada Kanae kalau-kalau ia ingin
menjalin hubungan dengan pria atau apa. Meskipun begitu, mereka berdua seperti
saling menghormati satu sama lain sehingga hingga sekarang, tak ada yang
mengkhianati hubungan tak wajar adik-kakak itu.
Tapi,
setelah sekian lama tak pernah memikirkannya, Kanae tiba-tiba saja ingin keluar
dari lingkaran setan itu.
To
Be Continued.
475 words and getting complicated, idk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar