Frühling;
.
.
—Spring
.
.
Chapter
6: Scandal
.
.
Dan
hari-hari selanjutnya Akihiro gunakan untuk menumpukan atensi pada sosok mungil
itu. Ketika ia datang di waktu-waktu tanggung sebelum istirahat, ketika ia
memelototi para pria yang menatapnya penuh minat, ketika ia berjalan beriringan
bersama Shizuna Shiro—kakak
kandungnya sekaligus pemimpin utama perusahaan ini—dengan penuh senyum dan perilaku manja, juga ketika ia
berlari-lari kecil untuk mencapai lift
saat jam pulang sudah hampir berdentang.
Gadis
itu, Kanae, pasti akan selalu datang ke kantornya, entah untuk apa. Mungkin
hanya mendapat imbauan dari kakaknya. Dan jika dulu ia tak pernah melihatnya,
itu karena memang Kanae jarang berkeliaran di sekitar kantor. Ia hanya akan
datang dan mendekam di ruangan kakaknya. Namun, sekarang, Akihiro merasa
matanya tak dapat lepas dari sosok itu. Seminim mungkin sosok itu terlihat,
rasanya tak akan pernah ia lewatkan.
Ia
tak tahu apa pekerjaan Kanae yang sebenarnya, karena ia tahu gadis itu tak
benar-benar mengabdi pada kantor ini. Ada
hal-hal di luar nalarnya yang mengatakan bahwa gadis itu memiliki kesibukan
lain—yang mungkin bisa
mengejutkannya.
Mau
tak mau, Akihiro memasang ekspektasi tinggi untuk hal itu.
Suatu
waktu, di sebuah hari yang beku di musim semi itu, Akihiro mendapat proyek yang
menugaskannya untuk melapor pada Sang Atasan—Shizuna
Shiro.
Akihiro
tak terlalu sering berhadapan langsung dengan Shiro. Pria itu memang tipe pria
yang tak mudah akrab dengan bawahannya, wajahnya selalu dipahat dingin dan
misterius. Hanya saja, Akihiro sering mendengar kasak-kusuk gadis-gadis di
divisinya yang menggandrungi sifat atasannya itu. Entah apa yang dilihat para
gadis dari wajah dingin itu, ia masih tak mengerti.
Maka,
ketika ia telah berdiri di depan ruangan Shiro dan telah bersiap untuk memutar
kenop pintunya, terselip sedikit segan. Yang kemudian ia tepis jauh-jauh, toh
ini adalah pekerjaan. Ia harus profesional dalam menjalaninya.
Namun,
sebuah hal terjadi ketika pada akhirnya ia membuka pintu tersebut. Hal-hal yang
membuat otaknya berpikir sekali lagi, kepada asumsi serta perspektif yang
selama ini ia bangun terhadap seorang Shizuna Shiro.
Di
sana, di ruangan itu, ia melihat Shizuna Shiro tengah bersama dengan seorang
gadis mungil. Gadis yang beberapa waktu ini memenuhi segala pikiran-pikirannya.
Shizuna
Kanae.
Sedang
berciuman.
To
Be Continued
Don't kill me here, don't kill me here hahaha xD well, 341 words today. Ide skandal antara Kanae-Shiro itu memang datang begitu saja, benar-benar nggak saya rencanakan dari awal. So, we will see Akihiro's reaction on the next chap xoxo :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar