Followers

Jumat, 05 Juni 2015

[Day 5 #NulisRandom2015] Frühling: Chapter 5


Frühling;
.
.
—Spring
.
.
Chapter 5: Pride
.
.
            Kanae berasal dari keluarga Shizuna. Sebuah keluarga bangsawan yang cukup terkenal di Jepang. Sekaligus adik kandung dari pemilik perusahaan tempat Akihiro bekerja. Pantas saja, pria itu jarang melihatnya di sana. Karena, jika Kanae salah satu pegawai di sana, sudah tentu Akihiro akan mengenalinya walau hanya sebatas ‘kenal rupa’. Apalagi, seperti yang sudah pernah Akihiro katakan, Kanae memiliki rupa yang sulit untuk dilewatkan.
            Mungkin, karena darah bangsawannya itu, Kanae memiliki aura angkuh yang sangat kuat. Ia tak memiliki kesulitan untuk mengendalikan diri, emosi, serta mimik wajah. Ia terlalu terbiasa mendominasi. Terlalu biasa menjadi pusat perhatian. Sehingga ketika ia mengatakan sebuah tuturan kalimat berkonotasi penuh percaya diri tinggi, hal itu tak terdengar aneh.
            Akihiro yakin, gadis-gadis lainnya tak akan pernah berani mengatakan “Kau suka padaku, ya?” dengan entengnya di pertemuan pertama merekaatau dalam kasusnya, di pertemuan kedua. Akihiro bukanlah bocah ingusan, masa-masa like puppy love sudah lewat bertahun-tahun yang lalu dalam kehidupannya. Terkubur jauh-jauh pada ingatan terdalamnya, sehingga hanya menyisakan memori tentang beberapa hubungan serius yang pernah ia jalani sebelum ini. Demi Tuhan, umurnya sudah dua puluh lima tahun. Merona dan merasakan cataplexy sudah bukan agendanya lagi.
            Tapi, Kanae, gadis itu kembali memunculkan debaran menyenangkan itu dalam diri Akihiro. Tindakan frontalismenya memacu kupu-kupu kembali berterbangan dalam bagian perut Akihiro. Menimbulkan sensasi penuh yang menyenangkan.
            Dan yang membuatnya semakin tenggelam dalam sensasi itu adalah kenyataan bahwa Kanae mampu menangkap segala perasaannya hanya dengan tatapan mata.
            Refleksi mata memang tak pernah salah. Dan hanya orang-orang tertentu sajalah yang mampu menangkap itu semua.
            Hanya saja, sepertinya, dugaan Kanae sedikit meleset.
            Akihiro bukan hanya menyukai gadis itu. Karena sepertinya ia
            mulai mencintainya.
            Ketika sesi makan siang berlalu dan Kanae bangkit untuk melangkah lebih dulu ke arah gedung kantor, hanya satu yang Akihiro permasalahkan daripada segala perasaan barunya yang masih hangat ini;
            Kanae tak terlihat ingin menaggapi perasaannya.

To Be Continued.

302 words, dan masih belum tahu mau dibawa ke mana ceritanya :') just let the days in the month of June bring it. Yang penting nulis random \m/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar