Frühling;
.
.
—Spring
.
.
Chapter
5: Pride
.
.
Kanae
berasal dari keluarga Shizuna. Sebuah keluarga bangsawan yang cukup terkenal di
Jepang. Sekaligus adik kandung dari pemilik perusahaan tempat Akihiro bekerja.
Pantas saja, pria itu jarang melihatnya di sana. Karena, jika Kanae salah satu
pegawai di sana, sudah tentu Akihiro akan mengenalinya walau hanya sebatas
‘kenal rupa’. Apalagi, seperti yang sudah pernah Akihiro katakan, Kanae
memiliki rupa yang sulit untuk dilewatkan.
Mungkin,
karena darah bangsawannya itu, Kanae memiliki aura angkuh yang sangat kuat. Ia
tak memiliki kesulitan untuk mengendalikan diri, emosi, serta mimik wajah. Ia
terlalu terbiasa mendominasi. Terlalu biasa menjadi pusat perhatian. Sehingga
ketika ia mengatakan sebuah tuturan kalimat berkonotasi penuh percaya diri
tinggi, hal itu tak terdengar aneh.
Akihiro
yakin, gadis-gadis lainnya tak akan pernah berani mengatakan “Kau suka padaku,
ya?” dengan entengnya di pertemuan pertama mereka—atau dalam kasusnya, di pertemuan kedua. Akihiro bukanlah bocah
ingusan, masa-masa like puppy love
sudah lewat bertahun-tahun yang lalu dalam kehidupannya. Terkubur jauh-jauh
pada ingatan terdalamnya, sehingga hanya menyisakan memori tentang beberapa
hubungan serius yang pernah ia jalani sebelum ini. Demi Tuhan, umurnya sudah
dua puluh lima tahun. Merona dan merasakan cataplexy
sudah bukan agendanya lagi.
Tapi,
Kanae, gadis itu kembali memunculkan debaran menyenangkan itu dalam diri
Akihiro. Tindakan frontalismenya memacu kupu-kupu kembali berterbangan dalam
bagian perut Akihiro. Menimbulkan sensasi penuh yang menyenangkan.
Dan
yang membuatnya semakin tenggelam dalam sensasi itu adalah kenyataan bahwa
Kanae mampu menangkap segala perasaannya hanya dengan tatapan mata.
Refleksi
mata memang tak pernah salah. Dan hanya orang-orang tertentu sajalah yang mampu
menangkap itu semua.
Hanya
saja, sepertinya, dugaan Kanae sedikit meleset.
Akihiro
bukan hanya menyukai gadis itu. Karena sepertinya ia—
—mulai
mencintainya.
Ketika
sesi makan siang berlalu dan Kanae bangkit untuk melangkah lebih dulu ke arah
gedung kantor, hanya satu yang Akihiro permasalahkan daripada segala perasaan
barunya yang masih hangat ini;
Kanae
tak terlihat ingin menaggapi perasaannya.
To
Be Continued.
302 words, dan masih belum tahu mau dibawa ke mana ceritanya :') just let the days in the month of June bring it. Yang penting nulis random \m/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar