Frühling;
.
.
—Spring
.
.
Chapter
28: Heart
.
.
Betapa sebuah
kalimat mampu menguarkan berbagai arti. Mengimplisit tak kasat mata, namun
sudah dapat dipastikan mengandung makna denotasi yang jelas. Seolah tanpa
tersurat, segalanya dengan mudah diterjemahkan dan dirasakan lamat-lamat.
Dia
bilang terima kasih.
Katanya,
Kanae lebih banyak tersenyum dan dia berterima kasih padanya. Bagi seorang
Akihiro, itu sebuah pencapaian tak terprediksi. Ketika Shiro mengatakannya,
jelas ia merujuk senyum Kanae yang bertambah kuantitasnya itu bersebab pada dirinya.
Dan ketika ia mengucap kata mujarab itu, hal tersebut mengindikasikan bahwa ada
sebuah ‘restu tersembunyi’ yang diam-diam Shiro sampaikan.
Apa
memang benar kerikil terjal dalam perjalanannya menggapai Kanae hampir hilang?
Apa memang, ujung jalan yang menjadi destini dalam menaut hati seorang Kanae
sudah hampir terlihat? Dan apa memang, segala usaha kerasa yang ia jalani itu
menerbitkan sebuah senyum yang lebih banyak untuk Kanae?
Ia
tak ingin mengharap lebih, tapi ia yakin sudah berusaha dengan lebih.
Ketika
pada akhirnya ujung jalan sudah mulai mengintip, ia hanya perlu mengatur
beberapa manuver lagi.
Sebab
ini belum benar-benar berakhir.
Ia
mungkin sudah mampu menggenggam hati Kanae erat-erat, tapi jelas Kanae belum
mengizinkan ia mengambilnya.
Dan
kini, terima kasih dari Shiro membuatnya semakin yakin;
sudah
waktunya ia meminta izin pada Kanae untuk mengambil hati gadis itu.
Untuk
ia simpan rapat-rapat.
To
Be Continued.
semakin dekat ke hari 30 :3 :3 enjoy 202 words!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar