Followers

Sabtu, 27 Juni 2015

[Day 27 #NulisRandom2015] Frühling: Chapter 27


Frühling;
.
.
Spring
.
.
    Chapter 27: Project?
.
.
            Suara langkah terdengar statis ketika Akihiro memasuki ruang kerjanya. Di sana, Sei sudah datang lebih dulu. Teman satu kubikelnya itu tiba-tiba saja menghampirinya dengan dahi yang berkerut-kerut samar.
            “Ada yang mencarimu.”
            “Siapa?”
            “Shizuna-san.”
            Kedua hazel Akihiro melebar dengan refleks. Entah mengapa, segala gagasan aneh sudah lebih dulu terbentuk di dalam pikiran-pikirannya tersebut.
            Why you so … surprised? Bukankah kalian memang sedang mengerjakan proyek bersama?”
            Ucapan Sei seperti genangan air yang mengalirinya di antara el nino yang menyesakkan. Ah, benar, pasti Shiro memanggilnya karena urusan pekerjaan, kan? Memangnya apa lagi?
            “Ah, ya. Aku akan ke sana.”
            Ketika Akihiro kembali melangkahkan kaki keluar ruangan, suara Sei terdengar berteriak di belakangnya. Mengujar tanpa mengenal tempat dan menilai kapasitas volume lengkingannya sama sekali.
            “Hoi, ingat, kaubelum menceritakan tentang hubunganmu dengan adik perempuan Shizuna-san, Akihiro!”
            Akihiro hanya menggeleng pelan. Mulut besar sekali, si Sei itu. Untung kantor masih sepi, jika sudah ramai dan teman-teman satu divisinya mendengar itu, apa yang harus ia katakan kalau-kalau mereka meminta penjelasan.
            Pria itu memasuki lift dan menekan tombol di mana ruangan Shiro berada. Meski ia sudah meyakinkan diri bahwa Shiro memanggilnya untuk urusan pekerjaan, diam-diam ia memikirkan hal lain, bagaimana jika atasannya itu memanggilnya karena Kanae? Bagaimana kalau … astaga! Akihiro mengumpat dalam hati. Jangan-jangan Shiro tahu kemarin Kanae baru saja mencium pipinya.
            Namun, segera saja Akihiro menepis pemikiran itu. Konyol sekali, sih, dirinya.
            Ketika Akihiro sampai di ruangan Shiro, de javu  menyergap dirinya. Dulu, ketika ia membuka pintu ini, ia dikejutkan oleh pemandangan yang membuat hatinya carut-marut. Tapi, tak ingin lebih lama berpikir gamang, ia segera mengetuk pintu sebelum akhirnya memutar kenopnya.
            Syukurlah, hanya ada Shiro di sana.
            “Selamat pagi, Shizuna-san.”
            Tatapan mata Shiro memandangnya sekilas, kemudian mempersilakannya untuk duduk di kursi di hadapan pria itu.
            “Aku sudah melihat data yang kau kirimkan beberapa waktu lalu…”
            Dan pembicaraan mereka pun akhirnya berpusat antara proyek yang tengah mereka jalani. Akihiro diam-diam menghela napas, heran sendiri ia masih bisa bersikap profesional setelah semua yang telah terjadi di antara mereka.
            “Baiklah, kutunggu hasilnya lusa. Kuharap kau melakukannya dengan baik.” Pungkas Shiro pada ujaran terakhirnya.
            Akihiro mengangguk pelan, bersiap untuk melangkah pergi setelah sebelumnya mengucapkan terima kasih dan salam hormat pada Shiro.
            Namun, ketika ia baru saja menyentuh kenop pintu, Shiro kembali memanggilnya.
            Akihiro berbalik, kembali menatap pria yang kini tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit ia artikan.
            Lalu pria itu menandas.
            “Akhir-akhir ini Kanae lebih banyak tersenyum.”
            Shiro sedikit mengangkat sudut bibirnya sebelum kembali meneruskan.
            “…terima kasih.”

To Be Continued.

huhu ngerasa aneh sama chapter ini :'> but, enjoy 406 words :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar