Followers

Rabu, 19 Agustus 2015

Confession


Naruto © Masashi Kishimoto

...

"Aku tidak bisa, Sakura."

Safir itu memandang ragu hijau emerald di hadapannya. Napasnya terembus pelan, menimbulkan resonansi tak nyaman yang muncul di sekitarnya. Sedangkan si pemilik emerald menatapnya redup, melenyapkan kurva senyum di bibir cantiknya yang barusan saja terbentuk bersamaan dengan sebuah pengakuan cinta yang gadis itu lontarkan.

"Tapi ... kenapa tidak bisa, Deidara?"

Yang dipanggil Deidara memalingkan wajah. Helai pirang yang menutupi sebelah matanya ikut melambai ketika wajah itu berpaling. Ia membuang napas diam-diam. Berusaha untuk memikirkan alasan rasional atas penolakan cinta yang ia berikan pada gadis cantik bernama Sakura.

Demi Tuhan, ini pertama kalinya ada seorang gadis yang menyatakan cinta padanya.

Dan sialnya, kenapa gadis itu harus Sakura? Ini akan lebih mudah jika yang menyatakan cinta bukanlah Sakura. Ia tidak akan banyak berpikir untuk segera menyerukan sebuah penolakan. Tapi, sayangnya, kali ini ia tidak bisa. Sebab Sakura adalah teman baiknya. Sahabatnya. Ia harus memikirkan sebuah penolakan yang halus agar tak menyakiti sahabat baiknya itu.

"Deidara?" Sakura kembali menandas. Deidara kembali menoleh, menaut wajah Sakura dalam satu tatapan lamat.

"Kita ini sahabat, Sakura. Aku tidak bisa menerimamu. Relasi pertemanan ini sudah sangat sempurna untukku, dan aku tak ingin mengubahnya sedikit pun. Maafkan aku."

Akhirnya terlontar.

Sebuah penolakan klise yang membuat sudut bibir Deidara tersenyum miris. Sahabat, ya? Lucu sekali penolakanmu, baka.

Tapi Sakura terlihat terluka. Emerald-nya meredup semakin dalam. "Benarkah itu alasannya?" Balasnya berbisik pelan.

Deidara melebarkan netra. "Tentu saja benar, Sakura. Kenapa berbicara seperti itu?"

"Karena melihat sesuatu yang lain di matamu." Kata Sakura lagi, kali ini gadis itu sedikit memaksakan senyum. "Hei, kau mau coba berbohong padaku, Tuan Seniman?"

"Kau ini bicara apa, Sakura? Aku tidak berbohong." Pria berambut pirang itu kembali mengujar, meyakinkan diri bahwa ujarannya meyakinkan sahabat perempuan yang mengaku mencintainya itu.

Sakura mengulurkan tangan, menangkap jemari Deidara di atas meja kantin kampus yang tengah mereka kunjungi itu. "Setidaknya, aku tahu kau menutup-nutupi sesuatu."

"Apa?"

"Katakan saja. Alasanmu yang sejujurnya."

Angin sore berembus pelan. Menguarkan aroma khas musim semi yang mengadiksi. Deidara menatap tautan tangan mereka, namun otak dan pikirannya terbang bersama kata-kata terakhir Sakura. Apa kelihatan? Apa memang benar-benar terlihat kalau ia menutupi sesuatu? Sesuatu yang menjadi alasan sebenarnya mengapa ia tak bisa menerima cinta seorang Haruno Sakura.

Ketika jemari Sakura terangkat untuk menjauhi jemarinya, pada akhirnya Deidara mengangkat wajah. Safirnya kembali ia tautkan pada emerald bening milik Sakura yang kini mulai terlihat menguatkan diri. Ia menggigit bibirnya pelan, menimbang-nimbang apakah keputusannya mengatakan alasan yang sebenarnya akan menyakiti Sakura atau tidak. Sungguh, Deidara tak ingin menyakiti Sakura. Tapi, seperti yang gadis itu katakan, memang akan lebih baik jika ia jujur terhadap Sakura.

Sekaligus, jujur pada dirinya sendiri.

"Baiklah, sepertinya aku memang tak bisa menyembunyikan sesuatu darimu, ya?" Deidara tersenyum miring, membuat Sakura diam-diam merona kecil. "Sebelumnya, aku benar-benar minta maaf, Sakura. Aku tak bisa menerima perasaanmu karena sebuah alasan."

Suara ramai yang terdengar sayup-sayup dari sekeliling mereka tiba-tiba saja seperti berhenti. Menyisakan satu-satunya suara yang berasal dari pengecap Deidara.

Sakura masih memandang ketika akhirnya Deidara kembali berbicara.

"Karena aku sudah mencintai gadis lain."

Sakura tak ingin menangis, namun matanya tetap berkaca-kaca bersamaan dengan ucapannya yang menanggapi pengakuan Deidara tersebut.

"S-siapa?"

.

.

.

"Aosei Rzhevsky Devushka."

.

.

.

Fin.

Happy belated birthday, Acut! Kado (nggak) spesial yang selesai kurang dari 30 menit saja :') aku binguuung mau bikin kayak gimana lagi >< maaf ya cuma bisa kasih ini huhu :"

1 komentar:

  1. ceritanya bagus. numpang blogwalking yaa...

    http://potretyangsempurna.blogspot.com/

    BalasHapus