Frühling;
.
.
—Spring
.
.
Chapter
3: Smile
.
.
Angin
musim semi berembus pelan, menerbangkan helai-helai cokelat milik Akihiro yang
sebelumnya sudah nampak acak-acakan. Pria itu berdiri tepat di gerbang utama
pintu masuk kantornya, beratapkan pos jaga bergaya minimalis khusus satuan para
satpam yang terlihat terlampau nyaman. Mata hazel-nya
berpendar liar, hingga akhirnya memutuskan untuk memaku pada satu direksi—pintu keluar kantor.
Yang
ditunggu masih belum menampakkan batang hidung. Janji ‘bukan kencan’-nya mulai
berjalan hari ini. Mungkin Akihiro terlalu bersemangat, sehingga datang di
tempat perjanjian terlalu cepat. Mungkin juga gadis yang ditunggunya yang tak
bersemangat, sehingga tak ingin muncul bertemu Akihiro dengan tepat waktu.
Tepat
lewat lima menit dari waktu perjanjian mereka, ketika satu sosok keluar dari
pintu kantor. Dengan blazer broken white
dan rok pensil abu. Itu dia. Kanae.
Ketika
pandangan mereka bertemu, Akihiro tak mampu berkedip.
Dan
ketika Kanae mengumbar senyum, Akihiro kepayang.
To
Be Continued.
waaaaaaa story only 136 words :'333 karena besok ada jadwal UAS, jadi saya harus kencan dengan buku kuliah dan antek-anteknya dulu, ya :3 thanks for reading. Any revieeew?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar