Followers

Kamis, 25 Juni 2015

[Day 25 #NulisRandom2015] Frühling: Chapter 25


Frühling;
.
.
Spring
.
.
  Chapter 25: Osculation
.
.
            “Ini apartemenku.”
            “Apa boleh?”
            Akihiro terkekeh kecil, tangannya dengan refleks terulur untuk mengacak lembut helaian rambut hitam Kanae dengan gemas. “Tentu saja, Kanae-sama. Memang siapa yang mau melarang?”
            Sekilas rona merah muncul di kedua belah pipi Kanae, lagi-lagi membuat Akihiro tersenyum lembut. Gadis itu manis sekali, dan tak pernah sadar telah sukses membuat hati Akihiro berjungkat-jungkit menyenangkan. Apa dirinya juga begitu? Apa ia membuat hati Kanae berdebar-debar juga?
            Akihiro membuka pintu apartemennya. Ini pertama kalinya ia membawa seorang gadis ke sini. Entah kenapa, ia hanya ingin Kanae mengenalnya lebih jauh, lebih intim. Ketika ia sudah yakin dengan perasaannya sendiri, maka tugasnya kali ini adalah meyakinkan perasaan Kanae. Dan ia akan melakukannya dengan totalitas penuh agar membuat gadis itu benar-benar membalas perasaannya.
            “Mau minum apa?”
            Kanae mendengar Akihiro mengujar, tapi ia tak segera menjawab. Netra oniksnya tengah terpaku pada ruang apartemen Akihiro yang minimalis dan rapi. Warna hitam dan putih mendominasi, menguarkan aura maskulinitas tersendiri bagi orang-orang yang melihatnya. Belum lagi aroma citrus yang menyambangi indera penciuman gadis itu. Harum Akihiro. Ah, betapa nyamannya jika ia bisa terus-menerus berada di sini dengan aroma Akihiro menemaninya sepanjang waktu.
            “Hei, Kanae?” sebuah lambaian telapak tangan yang besar mengagetkan Kanae dari segala kemelut pikirannya. Gadis itu mengalami disorientasi pikiran sejenak, sebelum akhirnya menyadari seringaian Akihiro di depannya. “Kau mau minum apa?”
            “A-apa saja,” jawabnya cepat.
            Pria di depannya itu lagi-lagi tersenyum, menggeleng pelan sebelum kembali melangkah memasuki bagian dalam apartemennya. “Tunggu di sini, ya. Aku buatkan minum dulu.”
            Kanae mengangguk dan melangkah mendekati sofa beludru hitam yang berada tak jauh darinya. Ia duduk di sana, mengempaskan diri pada bangku empuk nan nyaman tersebut. Matanya kembali menginvasi sekelilingnya, saat tiba-tiba ia menemukan kumpulan bingkai-bingkai foto yang tersusun rapi di meja kecil di samping sofa yang ia duduki.
            Gadis itu beringsut mendekat ke arah meja, meneliti satu-persatu foto-foto yang menarik perhatiannya. Kanae tersenyum melihat berbagai ekspresi Akihiro di sana. Ada salah satu foto yang membuatnya terkikik, yaitu foto berobjekan Akihiro dalam seragam elementary school sedang menangis dengan gigi ompong.
            “Senang dengan apa yang kaulihat?”
            Suara itu lagi-lagi menyita kegiatannya. Ia menoleh dan mendapati Akihiro tengah berdiri di sampingnya dengan secangkir teh hangat. Harumnya manis sekali.
            “Kau lucu sekali dulu.” Kekeh sang gadis pelan.
            “Memangnya sekarang sudah tidak?”
            Tanya itu membuat Kanae gemas dan serta-merta meninju pelan bahu Akihiro. Namun, sepertinya Akihiro menikmati sentuhan itu, karena ketika Kanae berniat kembali menarik tangannya, pria itu tetap menahannya di sana. Mengelusnya pelan dengan sebuah senyum lembut yang membekukan Kanae.
            Waktu seketika berhenti, harum citrus dan teh yang menyatu membuat pikiran Kanae semakin melebur entah ke mana. Pun sentuhan Akihiro di tangannya yang menghangat. Segalanya terasa nyaman. Begitu nyaman sampai-sampai Kanae merasa ingin merasakan sesuatu yang kiranya lebih dari ini.
            Tak mampu menahan segala rontaan dalam rongga dadanya, Kanae mencondongkan tubuh, mendekat pada Akihiro hingga ia bisa merasakan hangat napas pria itu di pipinya. Tanpa aba-aba, kedua kakinya berjinjit pelan, bibirnya mencari-cari sampai ia menemukan pipi Akihiro dalam kecupannya.
            Kanae mengecup Akihiro.
            Mengirim sejuta sengatan kupu-kupu ke dalam perut pria yang kini tengah melebarkan mata karena terkejut itu.

To Be Continued.

508 words untuk aspartam-aspartam :3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar