Followers

Jumat, 12 Juni 2015

[Day 12 #NulisRandom2015] Frühling: Chapter 12


Frühling;
.
.
—Spring
.
.
Chapter 12: Light
.
.
            Ia datang seperti cahaya terang yang menembus sisi kelam dasar hatinya; segala antusiasmenya, optimismenya, senyum lebarnya, tatapan teduhnya.
            Ia terlalu terang bagi Kanae, terang yang menyesakkan, namun, akan selalu membantumu keluar dari kegelapan pekat.
            Seperti namanya.
            “Kau sering pulang terlambat akhir-akhir ini.”
            Shiro mengujar pelan, seraya menyesap chamomile tea-nya dengan hikmad. Koran pagi tak lagi menjadi prioritas. Kini, matanya tertuju pada adik satu-satunya yang tengah menyesap susu cokelatnya. Kalau seperti ini, dalam balutan dress rumahan yang sederhana, Kanae terlihat semakin mungil. Seolah tenggelam dalam balutan bajunya tersebut.
            Di antara sesapannya, Kanae mendongak, tersenyum kecil pada pria yang dicintainya. “Ada seseorang yang selalu kutemui selepas jam pulang kantor akhir-akhir ini.”
            Tak ada untungnya jika ia menutup-nutupi. Toh, selama ini mereka memang saling jujur. Jika bukan pada mereka, pada siapa tautan saling itu terlontar? Tak ada lagi. Hanya mereka berdua.
            Sedang di seberangnya, Shiro tak dapat memikirkan hal-hal lain selain pertanyaan yang dengan cepat melesat di kepalanya.
            “Siapa?”
            Maka tanya itupun ia lontarkan.
            Kanae tak segera menjawab. Ia habiskan susu cokelat yang mulai mendingin di cangkirnya. Kehangatan menjalari perut. Lidahnya mengecap rasa manis yang familiar, kesenangannya. Kemudian, netra itu menaut milik Shiro, sama hitamnya, sama kelamnya. Gadis itu menghela napas, sebelum akhirnya menjawab yakin.
            “Akihiro. Deisuke Akihiro.”
            Yang akhir-akhir ini, entah mengapa membuat harinya lebih terlihat terang.

To Be Continued.

215 words untuk mendeskripsikan bagaimana perasaan Kanae yang mulai berdivergensi :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar