Followers

Kamis, 03 Juli 2014

[Book Review] Rhapsody by Mahir Pradana

Judul Buku: Rhapsody
Penulis: Mahir Pradana
Penerbit: Gagas Media
Jumlah Halaman: 324 lembar
Tahun Terbit: 2013

4 of 5 stars

Well, aku memiliki ekspetasi yang begitu tinggi pada novel ini. Absolutely, karena novel Kak Mahir sebelumnya (Here, After) benar-benar keren dan unforgetten banget untukku.

Sebenarnya, it's not cup of my tea. Entah kenapa, mungkin karena aku terlalu sering membaca cerita-cerita full romance yang memang fokusnya pada cinta-cintaan saja. Jadi di awal cerita, aku masih meraba-raba mau dibawa kemana kah sebenarnya cerita ini.

But...tanpa aku sadari, di tengah-tengah perabaanku pada cerita ini, justru aku nggak mau berhenti. Beberapa kali aku sempat terkaget-kaget karena tiba-tiba sudah berada di halaman kesekian, padahal sangat ingat bahwa aku membacanya belum lama. Dan lama kelamaan, akhirnya aku menyadari bahwa aku sudah terlanjur jatuh cinta pada novel ini.

Secara garis besar novel ini menceritakan tentang mimpi dan cinta. Tentang Abdul Latif, atau yang biasa dipanggil Al. Bagaimana bittersweet Al membangun hostel sederhananya yang nantinya akan menjadi salah satu hostel paling berpengaruh di Makassar, pertemuannya dengan Miguel--seseorang yang 'ajaib', serta kisah cintanya mengejar seorang gadis yang menganggap bahwa dirinya adalah distraction. Love is distraction, begitu katanya. Dan, di novel ini, Kak Mahir juga menuliskan segala keindahan tentang kota Makasar. Yang membuatku yakin, setelah membaca novel ini para pembacanya pasti akan lebih mencintai Indonesia lagi.

Ada banyak hal yang dapat dipelajari dari Rhapsody. I get some important things about a dream. Bahwa jika kita percaya dengan keajaiban dan juga pada kekuatan mimpi, pasti mimpi kita akan benar-benar terwujud.

Ada beberapa typo, namun tidak terlalu mengganggu menurutku. Hanya ada satu yang agak mengganggu yaitu sebuah nama 'Jo' yang tertulis pada sebuah halaman. Padahal di sana tidak ada karakter yang bernama Jo. Menurut perkiraanku, Jo itu adalah nama dari tokoh Simon sebelumnya. Just IMO.

Oh ya, di sini juga ada scene yang menurutku 'membohongi pembaca' ;p dan Kak Mahir berhasil akan hal itu. Saat aku sudah ikut merasakan kesedihan itu, namun tiba-tiba ... voila! Just let's grab fast this novel ;p

Overall, I really like it. Dan novel ini juga memberikanku sebuah value implied saat selesai membacanya. Not just empty and so-yeah-it's-finish story.

Oh, I love this magnificent ending! Ada rasa 'penuh' yang aku rasakan saat mengakhirnya, seraya menghela napas: finally...

Pokoknya, suka.

Sign,
Hidya

1 komentar: