Followers

Kamis, 03 Juli 2014

[Book Review] Pesan dari Bintang by Sitta Karina

Judul: Pesan dari Bintang
Penulis: Sitta Karina
Penerbit: Terrant Books
Tahun Terbit: 2006

5 of 5 stars

[This review maybe contain subjective perspective]

...
'La amistad es la raiz del amor puro, el amor puro es la fuente de la felicidad.' (Persahabatan adalah akar dari cinta murni, dan cinta murni adalah sumber kebahagiaan)
...

Inez Calassandra Hanafiah dan Nikratama Putra Zakrie telah menjalin hubungan persahabatan selama 5 tahun. Pertemuan Niki--cowok yang sederhana but charming, dan Inez--si cantik eksotis berambut ikal, di NYC saat sama-sama menjalani High School telah membawa mereka pada sebuah ikatan tak terbaca yang terus-menerus mengikat mereka.

Which is called 'friendship'.

...
"Kalo di sebelah gue, elo bebas mau ngapain aja, Nez. Mau nangis lepas, silakan. Abis itu lupain. Playgirl don't cry over one man, right?"
...

Inez adalah seorang gadis dari keluarga Hanafiah yang terhormat. Cantik, fashionable, playgirl, and almost perfect. Sedangkan Niki hanyalah seorang laki-laki sederhana yang kebetulan bertemu dengan Inez 5 tahun yang lalu. Sederhana, berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja, tampan (tapi ia sendiri tidak merasa tampan)

Niki sebenarnya merasa ia tidak pantas bersanding dengan Inez, pun hanya sebagai sahabat. Ia begitu minder. Sedangkan Inez, ia menyukai Niki yang telah begitu tulus. Niki adalah satu-satunya orang yang melihatnya tidak sebagai seorang Hanafiah. Dan itu membuat Inez nyaman berada di samping Niki secara terus-menerus.

Tapi, mungkin, seperti pepatah mainstream yang bilang kalau seorang pria dan wanita tidak akan pernah benar-benar bisa hanya bersahabat saja, ternyata berlaku pada hubungan Inez dan Niki. Entah rasa itu yang tiba-tiba datang menyergap, atau memang mereka telat menyadarinya. Yang jelas, there is a love behind a good friendship, always.

...
"...Tapi, dari dulu semua pacar saya berambut lurus."

"Oh ya? Kok, bisa begitu? Any special qualification?"

"I save the curly one for my wife."
...

Mungkin Niki menyadari tidak secepat Inez menyadarinya. Karena sesungguhnya, ada begitu banyak hal berkecamuk di dalam hatinya mengenai hubungannya dengan Inez dan kehidupan kelam di masa lalunya.

...
If I ain't got you, Nik? Bolehkah aku pelihara perasaan ini, walaupun kalau kamu tahu pastinya akan menganggap aku cewek kebanyakan--suka ama sahabatnya sendiri?


"Gue suka banget ama persahabatan kita ini, Nez. Bagi gue ini amat berharga, so I just wanna make sure nothing's changed between us."

Mungkin yang nyata hanyalah dinginnya deru angin sore, menjadi saksi keheningan mereka yang rikuh. Adakah kecanggungan terjadi apabila 2 orang sudah dengan yakin mengikrarkan diri mereka hanya sebagai sahabat?
...

Suatu hari, saat pada akhirnya perasaan mereka saling terungkap, seharusnya hanya kebahagiaan yang menyambangi. Seperti mimpi cinta milik Inez--happily ever after. Namun, prinsip itu hanya milik diri Inez sendiri. Tidak untuk Niki.

Kompleks. Perasaan cinta yang seharusnya sudah tinggal mencapai ending pun seperti tercegat di tengah jalan. Karena pada kenyataannya, mencapai hidup happily ever after tidaklah semudah yang Inez bayangkan.

...
Niki terus berjalan, tidak ingin menengok ke belakang, walaupun ia merasakan dingin di punggungnya. Dingin karena tatapan seseorang yang begitu intens. Ia tidak berpikir lebih jauh lagi, karena ia tidak pernah mengerti: seberapa tipiskah garis batas antara sahabat dan kekasih?
...

Ada sesuatu yang Niki tutupi. Di balik rasa mindernya terhadap Inez yang merupakan seorang Hanafiah. Ada masa lalu yang belum terungkap. Dan ada keraguan yang pada akhirnya muncul pada diri masing-masing.

Dan lagi-lagi, Inez yang lebih dulu meruntuhkan keraguan itu. Terutama saat percakapannya dengan Nara Hanafiah--sepupu laki-lakinya yang begitu populer.

...
"Kenapa ya aku nggak bisa jatuh cinta ama kamu? Apakah karena kita sepupuan?"

"Karena gue bukan Nikratama."
...

Ucapan Nara bagaikan sebuah hantaman telak untuk Inez. That's it. Karena cinta Inez Hanafiah, hanya untuk seorang Nikratama Zakrie--sahabatnya, yang justru sekarang, hubungan persahabatan mereka telah hancur berantakan karena perasaan yang pernah terucap itu.

Lalu, saat akhirnya 'rahasia' sekaligus alasan Niki menghindari Inez terbongkar, mampukah Inez memandang Niki dengan pandangan tetap seperti dulu?

Lantas, apa artinya hubungan cinta 5 hari yang mereka mulai saat Niki menyusul Inez yang saat itu kabur--menghindarinya ke Hvar?

...
"Tidak ada yang memaksamu untuk menjadi bagian dari Hanafiah, Niki. Tidak Inez, tidak ibumu, maupun Ety. Cinta yang tumbuh antara kau dan Inez lahir karena kebiasaan, di mana kalian--tanpa sadar--telah meresapi makna 'terbiasa' ini sehingga merasa ada yang hilang apabila salah satu absen."

"Inez adalah bintang saya. Dan saya ingin selalu menjadi malamnya. Kami ini sudah seperti cahaya dan bayangan. Saya lengah menyadari itu."

...

Yeah. Finally. Setelah bertahun-tahun mencari buku ini dan nggak dapet-dapet, lalu akhirnya dapet dengan harga yang cukup 'wow', I should say about finally, finally!

Aku sudah pernah bilang, bahwa genre favoritku itu sahabat jadi cinta. Which is so mainstream, but, that's it.

Secara obyektif, aku masih menemukan banyak kekurangan dalam buku tebal nan besar ini (really, bukunya gede kayak buku pelajaran, dan tebalnya itu hampir 500 halaman). Seperti typo, pemborosan kalimat, eyd yang tidak sesuai kaidah, awalan di- dan ke- yang masih salah, serta pemenggalan-pemenggalan kata yang tidak tepat. Tapi, like I said before, ini mengandung subjective review xP jadi, karena aku sudah terlampau senang mendapat novel ini dan memang ini tema favoritku, aku bisa memaklumi itu semua *smirk*. Lagipula, buku ini terbitan lama--sekitar tahun 2004. Mungkin pada tahun itu masih banyak kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang belum terlalu terekspos kayak sekarang. Dan kayaknya zaman dulu itu typo dan sebagainya belum begitu berpengaruh, ya? ;p

Tapi novel ini page-turning banget, kok. Ya, untuk ukuran novel setebal ini, nyatanya I've never get bored with Inez and Niki. Lagi-lagi mungkin karena memang aku suka temanya kali, ya?

Konfliknya kompleks. Jadi walaupun temanya mainstream, di sini kita akan banyak menemukan sub-konflik baru yang akhirnya menjadi pembeda novel ini dengan novel-novel lain yang bertema sama. Dan untuk pendeskripsian tempat, seseorang, dan lain-lain yang sangat menarik, Kak Arie jagonya, deh!

Pokoknya, overall cool. Walau memang aku merasa kurang dapet feel (tapi kurangnya sedikiiiiiiiiiiiit banget) dan aku nggak rela buku ini masuk dalam deretan 4 bintang, akhirnya aku memberi 4,5 bintang!

Dengan 5 bintang versi goodreas ;p

Karena, bener, deh. Aku nggak bisa nggak subyektif dalam novel yang satu ini. Ada banyak hal yang membuatku merasa novel ini memang harus menjadi salah satu novel berlabel favorit untukku--di samping pencariannya yang sangat sangat susah.

Dan btw, aku suka banget sama nama panjang Niki--Nikratama Putra Zakrie. Nikratama, how cool that name!

Dan aku cukup curious dengan Nara Hanafiah.

Karena serial Hanafiah yang kubaca baru novel ini dan Lukisan Hujan. So, mungkin nanti aku akan mencoba membaca yang lainnya lagi. Kalau sudah cetak ulang.

4,5 stars

Xoxo,
Hidya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar