Judul : Memori
Penulis : Windry Ramadhina
Penerbit : GagasMedia
Tahun Terbit : 2012
Tebal Buku : 312 halaman
Rating : 4 of 5 stars
"Tidak ada perasaan yang bertahan selamanya. Cepat atau lambat, sesuatu yang kita miliki akan hilang dan yang tertinggal kemudian cuma rasa benci."
"Barangkali, tidak semua luka bisa disembuhkan oleh waktu."
Tenang, sepi, kelam.
Seperti itulah kesan yang kudapat saat membaca novel ini. Sebenarnya ada beberapa hal yang membosankan, tapi entah kenapa aku tetap menikmatinya. Mungkin karena pada akhirnya aku berhasil jatuh cinta sama karya-karyanya Kak Windry kali, ya :)
Hubungan Mahoni dan Simon juga dingin tapi menghangatkan. Begitu pula hubungan Mahoni dan Sigi yang dingin tapi manis :) pokoknya novel menyejukan.
Oh ya, ada satu yang menggangguku (yang mungkin juga terdapat di dalam novel-novel Kak Windry lainnya). Yaitu penggunaan kata ganti dalam percakapan. Kak Windry terbiasa menggunakan kata 'aku-kau' tetapi di sisi lain, beliau juga menggunakan 'lo-gue' di tokoh lainnya.
Seperti percakapan antara Mahoni dan Sigi, Mahoni selalu mengatakan 'aku-kau' dan Sigi selalu membalasnya dengan 'lo-gue'. Untukku, ini agak mengganggu ;p jadi merasa baku nggak baku. Tapi memang sepertinya ini ciri khasnya Kak Windry ya :)
Selain itu tidak ada yang mengganggu. Semuanya terasa pas dan aku sangat menikmatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar