Followers

Jumat, 25 Oktober 2013

Earth—between Mars and Venus

Aku tak sempat mengatakan apapun lagi. Saat langit mulai kelabu, senja tak lagi tampak, dan butir liquid pertama jatuh mengenai keningku—disusul oleh rintik-rintik selanjutnya yang kian merebak. Mulai menguarkan aroma petrichor pada lingkup hawa di sekitarku.

Ada yang bilang, saat rintik hujan pertama datang dan dengan kemudian kau menyebutkan permintaan, maka permintaan itu akan terkabul.

Tetapi aku tak meminta apapun. Tak ada lagi yang mampu kupinta, kalau ternyata seluruh keinginanku telah dibawamu. Dibawa olehmu. Kau yang tak lagi menyusuri hidup dalam lingkaranku. Tak akan pernah lagi.

Mungkin, kau memang harus kembali ke Mars. Dan aku seharusnya berada di Venus. Agar tak ada lagi harap yang sekedar. Agar tak lagi mampu harap yang kuujar. Dan, tak ada lagi bayangan semu di masa lalu.

Mungkin, John Gray, Ph.D. benar, bahwa—laki-laki berasal dari Mars, dan perempuan berasal dari Venus. Karena, bumi pun selalu menjadi di antara. Tak akan pernah dapat menyatukan. Dan akan selalu menjadi jarak keduanya. Seperti kau dan aku, yang tak akan bisa bersatu di bumi ini.

Mungkin, kita akan bertemu di langit, suatu hari nanti.
[hdy]

...

"Men are from Mars, women are from Venus." —that's quote I take from a novel tittle by John Gray, Ph. D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar