Followers

Senin, 01 Juni 2015

[Day 1 #NulisRandom2015] Frühling: Chapter 1


Frühling;
.
.
—Spring
.
.
Chapter 1: Eyes
.
.
            Suara bising, langkah-langkah cepat, tawa di sana-sini.
            Namun dunia Akihiro seakan berhenti ketika melihat iris sewarna batu oniks yang memaku itu. Hitam pekat, sekelam malam. Dinaungi oleh bulu-bulu lentik serta kelopak lebar, membuat Akihiro ingin tenggelam bersama dengan netra gelap itu.
            Pemiliknya adalah seorang gadis mungil berambut hitam pendek sebatas leher. Gadis itu tengah berdiri di sudut ruang pesta, memakai dress pendek sehitam warna matanya, jemarinya memegang gelas bening berisi likuid kecokelatan—wine.
            Di antara para entitas yang datang di pesta privat kantornya ini, gadis itu seolah ingin mengasingkan diri. Dan lagi, Akihiro tak pernah melihatnya sebelum ini. Apa ia melewatkannya? Tidak mungkin. Akihiro yakin tidak mungkin ia dapat melewatkan mata indah itu. Mata yang terlalu indah untuk sekadar dipandang sekilas.
            “Akihiro! Sedang apa di sana?”
            Dengan gerakan refleks, Akihiro memalingkan pandangan ke asal suara. Seiteman satu divisinya, melambai antusias. Akihiro hanya mengangguk enggan sebelum akhirnya memutuska untuk bergabung bersama Sei, meninggalkan lamunannya yang melantur semenjak tadi. Namun, sebelum itu, ia sempatkan kembali untuk menoleh ke arah si gadis mungil. Hanya saja, pria itu kembali terkejut ketika tak mendapati sosok itu di sudut ruang pesta. Menghilang. Gadis itu sudah lenyap.
            “Hei, Akihiro! Cepat!”
            Tak ingin memikirkan lebih jauh, akhirnya Akihiro segera memalingkan pandangan dan bergegas melangkah menuju Sei.
            “Ada taruhan banyak-banyakan minum wine di sana, yang menang akan ditraktir makan siang satu minggu oleh si penantang. Kau mau ikut, tidak?”
            Akihiro hanya mengernyit tak suka, alisnya mengerut dalam, “heh, kau mau membuatku hangover? Asal tahu saja, rumahku jauh dari sini, baka.”
            Sei terkekeh singkat, kepalanya berkedik ke arah kerumunan kecil yang dipenuhi oleh gelas-gelas wine. “Aku hanya menawarkan. Kulihat penantangnya sangat menarik perhatian. Lihat itu.”
            Dan saat itu juga, kedua mata Akihiro melebar. Di sana, di kerumunan kecil itu, ia melihat gadis mungil yang sedari tadi menyita atensinya dan hilang begitu saja. Dan yang membuatnya begitu terkejut adalah kenyataan bahwa gadis itu yang menjadi pusat dari kerumunan kecil tersebut. Yang menjadi penantang.
            Seperti ada sesuatu yang merasukinya, tiba-tiba saja Akihiro menjadi sangat bersemangat.
            “Hei, Sei, sepertinya … taruhan itu tak terlalu buruk.”
            Sei menyeringai pelan ketika Akihiro melangkah yakin ke arah kerumunan, dan dengan penuh percaya diri berdiri di hadapan si penantang.
            “Wah, wah, kita mendapatkan si penerima tantangan!”
            Akihiro mengulum senyum. Netranya tertumbuk pada oniks kelam gadis di hadapannya ketika ia berbicara, “boleh aku meminta penawaran lain jika aku menang?”
            Si gadis yang ditatap mengernyitkan alis, membuat Akihiro tak tahan untuk memperlebar senyum di sudut bibirnya. Manis sekali.
            “Apa?”
            Suara itu bagai resonansi indah di antara suara bising musik bertempo cepat di ruangan sekitarnya. Membentuk notasi-notasi tak kasat mata yang akan Akihiro terus ingat dalam memori otaknya. “Kalau aku menang, aku mau kau berkencan denganku.”
            Sekali lagi, iris oniks cantik itu melebar. Merefleksikan keterkejutan dalam diri si gadis penantang.
            “Kenapa? Keberatan? Atau … takut?”
            Akihiro balas menatap dengan angkuh, seolah ingin mengisap abis kepercayaan diri si mungil yang berdiri di hadapannya.
            “Tidak, tidak. Aku setuju Tuan … siapa?”
            Akihiro kembali tersenyum, mengangkat sudut bibirnya tanpa takut jika tak akan pernah lepas lagi. “Akihiro. Dan … kau?”
            “Kanae. Namaku Kanae.”
            Diam-diam, Akihiro menyimpan nama itu di sudut terdalam ruang hatinya.

To Be Continued.

Story only 521 words. Dibuat untuk event #NulisRandom2015 yang diadakan NulisBuku. Mungkin, cerita ini perchapter-nya hanya akan berisi more or less 500 kata saja. Semoga bisa konsisten nulis 30 hari ya :3 Btw, ini setting-nya di Jepang, ya. Maaf kalau judulnya sok-sokan germanis ;p maybe any constructive critism? Thanku :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar