Matahari yang bersinar bukan jawaban. Ke mana harusnya rasa kuutarakan?
Aku tak pernah berpikir saat cinta berubah nama. Yang kudapatkan hanyalah sebuah langit gelap tanpa panorama.
Bisakah, bisakah kita mengumbar saling? Sebagaimana harusnya cinta itu berpaling.
Lalu, ke mana harusnya aku berfrasa? Meluruh segala rasa yang penuh dengan asa.
Ke mana kuharus singgah? Jika rumah yang kupunya hanyalah sebongkah benda tanpa nyawa dan arah.
Diam tak berarti paham. Maka, aku akan terus bermonolog sampai tenggelam.
[Hdy/10/11/13]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar