...
Diandra menatap senja di hadapannya dengan pandangan menerawang. Seolah meneliti baik-baik, apa yang membuatnya begitu dicintai oleh gadis itu. Ada apa di antara semburat jingga yang tertoreh di sana?
Lagi-lagi senja kembali mengingatkannya pada gadis itu. Pada kedua mata karamelnya, pada rambut cokelat panjangnya, pada kulit pucatnya, pada seorang Kamidia Farasha.
"Kimmy..."
Secepat senja menghilang dari pandangan, secepat itu pula Kimmy pergi. Membawa serta sebagian hatinya yang larut di sana. Bersama seutas tali takdir yang nyatanya tak pernah mengikat meraka berdua secara bersamaan.
"Kau percaya takdir, kan?"
Suara gadis itu masih terngiang dalam satuan otak dan pikirannya. Tentang takdir. Sesuatu yang memang tak pernah menjadi nyata. Sesuatu yang ia kamuflase, agar segalanya terlihat benar-benar seperti takdir.
Hanya saja, Kimmy tak pernah tahu.
Bahwa takdir mereka tak akan pernah berjalan beriringan.
...
[the other sneak peek about my newest progress novel: Sunset]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar