Followers

Selasa, 24 September 2013

Surat untuk Hujan

image: bestquotesfb.blogspot.com
Kepada, Hujan.

Mari kita bicara tentang hadirmu. Tentang hawa sejuk yang terulas, serta genangan air di antaranya.

Ada nyaman yang kau tawarkan. Sebanyak guyuran likuid yang terus membasahi alam, sebesar kilat yang bergempar sesaat. Suaramu, terdengar membelah hari. Memberi melodi tersendiri pada setiap indera yang mendengar. Seperti pecahan kaca di ruang kosong; menggema dan membekas.

Hujan, akan kuceritakan sebuah hal menyenangkan saat kau datang—dan untuk kemudian pergi. Ada banyak hal indah setelahmu. Apakah kau tahu itu? Kau tak perlu menjawab, karena aku akan tetap melanjutkan.

Setelahmu, ada pelangi yang menggantung indah sewarna cinta di langit. Ada petrichor, aroma sehabismu yang membius semua penciuman, aku yakin tak ada yang tak menyukai aroma sehabis hujan. Ada becek, yang membuat para anak kecil tertawa riang dengan wajah jenaka. Juga ada embun, yang membuat helaian daun terlihat lebih indah ditatap.

Lalu, ada rasa. Yang terbentuk absurd dalam analogi tak terwujud.

Aku menantikanmu, karena aku ingin melihat setelahmu. Aku menunggumu, karena aku ingin melihat saat kau berhenti.

Hujan, apa kau ingin membalas suratku? Kalau ya, turunlah mengguyur bumi lagi. Dengan begitu, kau telah menjawab seluruhnya.

Tertanda, Aku;

yang selalu menunggu hujan—hanya untuk melihatnya berhenti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar