Jumat, 16 Januari 2015

[Book Review] Friends Don't Kiss by Syafrina Siregar


Judul              : Friend Don’t Kiss
Penulis            : Syafrina Siregar
Penerbit          : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2014
Tebal Buku    : 208 halaman

Mia Ramsy adalah seorang perempuan lajang yang mengabdikan dirinya pada sebuah organisasi nirlaba bertajuk Indonesian Breastfeeding Mothers. Di sana, Mia bersama perempuan-perempuan lainnya memperjuangkan hak setiap bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif dari Ibunya. Karena bagi Mia, tak ada satu pun jenis susu yang dapat menggantikan peran ASI, pun sebuah susu formula dengan merk paling terkenal dan sejumlah embel-embel manfaatnya yang diiklankan.
Mia berjanji pada adiknya–Lia, saat adiknya itu melahirkan nanti, Mia akan mendampingi Ibu muda itu untuk melakukan IMD–Inisiasi Menyusui Dini. Tapi, karena keterlambatannya dan kebiasaan uniknya yang sering menabrak mobil di parkiran, Mia terlambat mendampingi adiknya. Ditambah lagi, bayi Lia yang terus-menerus menangis saat disusui membuat Lia semakin ketakutan akan produksi ASI-nya dan marah dengan Mia.
“Bayi menangis bukan patokan ASI lo kurang, Lia. Itu hanya salah satu kemungkinan.”

Sayangnya, usaha awal Mia yang hampir berhasil untuk kembali meyakinkan Lia memberikan ASI eksklusif terhalang oleh suami Lia yang menyuruh adiknya itu untuk memberikan susu formula juga agar Lia tak terlalu kelelahan menyusui.

“Tapi menurut gue ASI dan susu formula nggak jauh berbeda,”
“Jelas beda dong, Lia. ASI itu makanan yang bergizi dan berkalori tinggi, juga mudah dicerna. Kandungan yang terdapat di dalam ASI membantu penyerapan nutrisi, membantu perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, anti-bodi, anti-peradangan, dan zat-zat biologi aktif yang penting bagi tubuh bayi dan melindunginya dari berbagai penyakit. Semua itu nggak terdapat dalam susu formula.”

Selain harus menghadapi perbedaan pendapat dengan adiknya, Mia juga harus terlibat masalah dengan seorang pria bernama Ryan yang mobilnya Mia tabrak di parkiran beberapa waktu lalu. Namun, seiring berjalannya waktu, Mia dan Ryan malah semakin berteman akrab. Mulai dari Ryan yang sering mengajak Mia pergi bersama, sampai kedatangan pria itu yang semakin rutin ke apartemen Mia setiap jam makan malam. Sampai akhirnya, sebuah insiden ciuman itu terjadi. Hanya saja, walau setelah kejadian itu, mereka tetap menjadi Mia dan Ryan yang biasa, yang berteman baik.

That’s what friends are for.”
In case you forgot, Mia, friends don’t kiss.”

Hingga suatu hari, ketika hubungan Mia dan Ryan semakin dekat, Mia akhirnya mengetahui sesuatu yang selama ini disembunyikan Ryan darinya, gadis itu akhirnya tahu siapa Ryan sebenarnya. Dan itu membuat Mia mau tak mau menjauhi Ryan meskipun ia tahu, kalau ia sudah jatuh cinta dengan pria tersebut.

It’s not gonna work, Ryan. Kita dua pihak yang berseberangan.”
How the hell I know, Mia? Aku mencintaimu. Aku yakin kamu pun mencintai aku. Apa lagi yang lebih penting?”

“Ryan sudah berusaha memperjuangkan lo, apa sekarang lo mau memperjuangkan dia juga? Karena dalam pernikahan nanti yang perlu berjuang itu bukan hanya Ryan, tapi kalian berdua.”

----------FRIENDS DON’T KISS BY SYAFRINA SIREGAR----------

First of all, untuk kesekian kalinya, saya mau mengucapkan selamat atas kelahiran novel terbaru Mbak Nana ini. Akhirnya bisa bertemu Mia dan Ryan dan juga kisah cinta menggemaskannya di sini! :3

Friends Don’t Kiss merupakan tulisan ketiga Mbak Nana yang saya baca–setelah DJ dan JD, yang ditulis bersama Primadonna Angela, dan juga cerpennya yang ditulis bersama 45 penulis GPU di kumpulan cerpen Cerita Cinta Indonesia. Dari sana, saya sedikit banyak sudah memahami gaya tulisan Mbak Nana yang sederhana, to the point, namun enak dibaca karena ringan dan diksinya yang tidak membuat kita terlalu banyak berpikir. Sedikit witty juga karena Mbak Nana suka sekali mendeskripsikan tokoh utama prianya dengan deskripsi menggoda :p

Secara keseluruhan, saya mendapat banyak pengetahuan dari novel bertema breastfeeding ini. Informasi-informasi tentang ASI yang terkandung di dalamnya sukses menjadi daya tarik terbesar dari novel ini. Saya juga kagum dengan Mbak Nana, dari sekian banyak tema novel metropop yang diusung dengan tema ‘pasaran’, Mbak Nana berhasil menciptakan tema yang unik dan berbeda. Dalam sebuah artikel, saya menyebut Friends Don’t Kiss ini sebagai Novel Metropop BereduASI.

Hanya saja, dari tema menarik yang sudah saya sebutkan di atas, justru cerita romansa antara Mia dan Ryan yang Mbak Nana bangun di sini jadi seperti kehilangan nyawanya. Entah mengapa, saya kurang mendapat feel di setiap scene antara Mia dan Ryan. Saya bahkan lebih excited saat berada pada scene di mana deskripsi-deskripsi tentang ASI dijelaskan. Padahal, konflik yang dibangun antara Mia dan Ryan sudah sangat strike. Walau sederhana, tapi sukses dapat menjadi penghalang di antara kedua tokoh ini.

Selain itu, saya juga lumayan geregetan dengan sifat Mia yang plin-plan di sini. Terutama dengan adiknya, Lia. Mereka sering sekali bertengkar, kemudian kembali baikan, tetapi kemudian bertengkar lagi, dan begitu seterusnya. Selain itu, sifat Mia yang menggembor-gemborkan ASI eksklusif untuk bayi tersebut juga tanpa disertai alasan yang jelas. Biar bagaimanapun, Mia masih seorang lajang, mungkin seharusnya diberikan sebuah penjelasan yang menguatkan sikap Mia tersebut.

Kalau dari segi penulisan, sepertinya tidak banyak yang perlu saya komentari, selain typo-typo yang terlewat. Itu pun hanya sedikit sekali, karena secara keseluruhan, saya menikmati tulisan Mbak Nana. Ada satu yang sedikit mengganggu, yaitu ketidakkonsistenan panggilan antara Mia dan Gina. Di sebuah percakapan, mereka berinteraksi dengan menggunakan panggilan “lo-gue”, tetapi di percakapan lain, mereka menggunakan panggilan “aku-kamu”. Saya tidak tahu ini sengaja atau bagaimana, hanya saja, jika panggilannya dibuat secara konsisten akan lebih baik lagi.

Tapi, overall, saya sangat menikmati novel ini. Terutama informasi-informasi serta pengetahuan tentang ASI-nya yang sangat edukatif sekali. Saya acungi jempol untuk Mbak Nana yang sudah berani mengambil tema breastfeeding dalam cerita metropopnya. Saya seperti mendapat sebuah bacaan edukatif berbonus cerita romantis :)

Like I said before, novel ini pantas sekali dijuluki Metropop BereduASI.

3 of 5 stars, then.
hidyanuralfi





Tidak ada komentar:

Posting Komentar