Judul : Friend Don’t Kiss
Penulis : Syafrina Siregar
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun
Terbit : 2014
Tebal
Buku : 208 halaman
Mia Ramsy adalah seorang
perempuan lajang yang mengabdikan dirinya pada sebuah organisasi nirlaba
bertajuk Indonesian Breastfeeding Mothers. Di sana, Mia bersama
perempuan-perempuan lainnya memperjuangkan hak setiap bayi untuk mendapatkan
ASI eksklusif dari Ibunya. Karena bagi Mia, tak ada satu pun jenis susu yang
dapat menggantikan peran ASI, pun sebuah susu formula dengan merk paling
terkenal dan sejumlah embel-embel manfaatnya yang diiklankan.
Mia berjanji pada
adiknya–Lia, saat adiknya itu melahirkan nanti, Mia akan mendampingi Ibu muda
itu untuk melakukan IMD–Inisiasi Menyusui Dini. Tapi, karena keterlambatannya
dan kebiasaan uniknya yang sering menabrak mobil di parkiran, Mia terlambat
mendampingi adiknya. Ditambah lagi, bayi Lia yang terus-menerus menangis saat
disusui membuat Lia semakin ketakutan akan produksi ASI-nya dan marah dengan
Mia.
“Bayi menangis bukan patokan ASI lo kurang, Lia. Itu hanya salah satu kemungkinan.”
Sayangnya, usaha awal
Mia yang hampir berhasil untuk kembali meyakinkan Lia memberikan ASI eksklusif
terhalang oleh suami Lia yang menyuruh adiknya itu untuk memberikan susu
formula juga agar Lia tak terlalu kelelahan menyusui.
“Tapi menurut gue ASI dan susu formula nggak jauh berbeda,”
“Jelas beda dong, Lia. ASI itu makanan yang bergizi dan berkalori tinggi, juga mudah dicerna. Kandungan yang terdapat di dalam ASI membantu penyerapan nutrisi, membantu perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, anti-bodi, anti-peradangan, dan zat-zat biologi aktif yang penting bagi tubuh bayi dan melindunginya dari berbagai penyakit. Semua itu nggak terdapat dalam susu formula.”
Selain harus menghadapi
perbedaan pendapat dengan adiknya, Mia juga harus terlibat masalah dengan
seorang pria bernama Ryan yang mobilnya Mia tabrak di parkiran beberapa waktu
lalu. Namun, seiring berjalannya waktu, Mia dan Ryan malah semakin berteman
akrab. Mulai dari Ryan yang sering mengajak Mia pergi bersama, sampai
kedatangan pria itu yang semakin rutin ke apartemen Mia setiap jam makan malam.
Sampai akhirnya, sebuah insiden ciuman itu terjadi. Hanya saja, walau setelah
kejadian itu, mereka tetap menjadi Mia dan Ryan yang biasa, yang berteman baik.
“That’s what friends are for.”
“In case you forgot, Mia, friends don’t kiss.”
Hingga suatu hari,
ketika hubungan Mia dan Ryan semakin dekat, Mia akhirnya mengetahui sesuatu
yang selama ini disembunyikan Ryan darinya, gadis itu akhirnya tahu siapa Ryan
sebenarnya. Dan itu membuat Mia mau tak mau menjauhi Ryan meskipun ia tahu,
kalau ia sudah jatuh cinta dengan pria tersebut.
“It’s not gonna work, Ryan. Kita dua pihak yang berseberangan.”
“How the hell I know, Mia? Aku mencintaimu. Aku yakin kamu pun mencintai aku. Apa lagi yang lebih penting?”
“Ryan sudah berusaha memperjuangkan lo, apa sekarang lo mau memperjuangkan dia juga? Karena dalam pernikahan nanti yang perlu berjuang itu bukan hanya Ryan, tapi kalian berdua.”
----------FRIENDS DON’T KISS BY SYAFRINA
SIREGAR----------
First of all, untuk kesekian kalinya, saya mau mengucapkan selamat atas kelahiran
novel terbaru Mbak Nana ini. Akhirnya bisa bertemu Mia dan Ryan dan juga kisah
cinta menggemaskannya di sini! :3
Friends Don’t Kiss
merupakan tulisan ketiga Mbak Nana yang saya baca–setelah DJ dan JD, yang
ditulis bersama Primadonna Angela, dan juga cerpennya yang ditulis bersama 45
penulis GPU di kumpulan cerpen Cerita Cinta Indonesia. Dari sana, saya sedikit
banyak sudah memahami gaya tulisan Mbak Nana yang sederhana, to the point,
namun enak dibaca karena ringan dan diksinya yang tidak membuat kita terlalu
banyak berpikir. Sedikit witty juga
karena Mbak Nana suka sekali mendeskripsikan tokoh utama prianya dengan
deskripsi menggoda :p
Secara keseluruhan, saya
mendapat banyak pengetahuan dari novel bertema breastfeeding ini. Informasi-informasi tentang ASI yang terkandung
di dalamnya sukses menjadi daya tarik terbesar dari novel ini. Saya juga kagum
dengan Mbak Nana, dari sekian banyak tema novel metropop yang diusung dengan
tema ‘pasaran’, Mbak Nana berhasil menciptakan tema yang unik dan berbeda.
Dalam sebuah artikel, saya menyebut Friends Don’t Kiss ini sebagai Novel
Metropop BereduASI.
Hanya saja, dari tema
menarik yang sudah saya sebutkan di atas, justru cerita romansa antara Mia dan
Ryan yang Mbak Nana bangun di sini jadi seperti kehilangan nyawanya. Entah
mengapa, saya kurang mendapat feel di
setiap scene antara Mia dan Ryan.
Saya bahkan lebih excited saat berada
pada scene di mana
deskripsi-deskripsi tentang ASI dijelaskan. Padahal, konflik yang dibangun
antara Mia dan Ryan sudah sangat strike.
Walau sederhana, tapi sukses dapat menjadi penghalang di antara kedua tokoh
ini.
Selain itu, saya juga
lumayan geregetan dengan sifat Mia yang plin-plan di sini. Terutama dengan
adiknya, Lia. Mereka sering sekali bertengkar, kemudian kembali baikan, tetapi
kemudian bertengkar lagi, dan begitu seterusnya. Selain itu, sifat Mia yang
menggembor-gemborkan ASI eksklusif untuk bayi tersebut juga tanpa disertai
alasan yang jelas. Biar bagaimanapun, Mia masih seorang lajang, mungkin
seharusnya diberikan sebuah penjelasan yang menguatkan sikap Mia tersebut.
Kalau dari segi
penulisan, sepertinya tidak banyak yang perlu saya komentari, selain typo-typo
yang terlewat. Itu pun hanya sedikit sekali, karena secara keseluruhan, saya
menikmati tulisan Mbak Nana. Ada satu yang sedikit mengganggu, yaitu
ketidakkonsistenan panggilan antara Mia dan Gina. Di sebuah percakapan, mereka
berinteraksi dengan menggunakan panggilan “lo-gue”, tetapi di percakapan lain,
mereka menggunakan panggilan “aku-kamu”. Saya tidak tahu ini sengaja atau
bagaimana, hanya saja, jika panggilannya dibuat secara konsisten akan lebih
baik lagi.
Tapi, overall, saya sangat menikmati novel
ini. Terutama informasi-informasi serta pengetahuan tentang ASI-nya yang sangat
edukatif sekali. Saya acungi jempol untuk Mbak Nana yang sudah berani mengambil
tema breastfeeding dalam cerita
metropopnya. Saya seperti mendapat sebuah bacaan edukatif berbonus cerita
romantis :)
Like I said before, novel ini pantas sekali dijuluki Metropop
BereduASI.
3 of 5 stars, then.
hidyanuralfi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar