Senin, 10 November 2014

Klandestin


                Perkenalan pertama tak ubahnya remaja pada umumnya. Di sebuah tempat khusus kursus bahasa Jepang, entitas adam dan hawa saling menemukan pandangan di antara berpuluh-puluh makhluk sejenisnya. Netra hitam dan cokelat. Senyum dikulum dan cengiran lebar.
                Kemudian, keduanya menjadi sahabat.
                Pertemuan keseratus terjadi setelah puluhan pertemuan sebelumnya, pada detik-detik terakhir mereka menjalankan kursus. Senyum dan tawa masih setia mengiringi keduanya. Pertemanan berjalan statis. Semakin hari semakin intim. Ketulusan selalu terlihat di kedua pasang mata itu. Yang pria melindungi, yang gadis melengkapi. Terlihat seperti, persahabatan yang sempurna.
                Hanya saja, tanpa siapa pun tahu, yang gadis diam-diam mencinta.
                Di hari keseratus duapuluh mereka menginjakan kaki ke Tokyo, untuk pertama kalinya. Berdua saja, sebuah vakansi yang telah terencana semenjak satu bulan lalu. Gadis itu, tentu saja, tak dapat menyembunyikan rona-rona bahagianya. Si pria juga tersenyum, tetapi dengan alasan yang berbeda.
                Saat itu, tepat di mana senja mulai hilang. Langit musim semi menggelap bersama aroma pohon yang perlahan menguap. Keduanya duduk bersisian di bawah pohon sakura yang mekar sempurna. Merah mudanya menggelap, sesekali terlihat bersinar di bawah bulan yang mulai mengintip.
                “Aku ketemu teman lama tadi.”
                Yang pria membuka percakapan. Jari-jemarinya sesekali memainkan sejumput rumput di bawahnya. Si gadis menggumam pelan, memintanya untuk meneruskan.
                “Dia … alasan aku kenapa kepingin liburan ke sini.”
                Bersama angin malam yang semakin dingin, sesuatu dalam hati gadis itu berdentum menyakitkan.
                Si pria masih berbicara. Kali ini tentang cintanya pada si teman lama. Matanya memburam, setetes air mata jatuh di antara kegelapan malam.
                Ah, ia terjebak. Bersama cintanya yang klandestin.
a/n: story only 250 words. Dedicated for #PestaFF :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar